Pada saat liburan sekolah, Akmad yang biasanya mengisi kesehariannya di sebuah sekolah menengah untuk belajar sekarang sedang membuka salah satu situs jejaring sosial. Dia mengisi hari-hari liburnya dengan membuka internet dari pagi hingga menjelang malam.
Pada suatu ketika ada sebuah pemberitahuan pada jejaring sosial yang sedang dibukanya. Ternyata pemberitahuan tersebut ialah seorang temannya Fira mengirimkan pesan dinding kepada Akmad. Isi pesan dinding tersebutialah 'hei akmad !! :D'. Akmad pun menanggapi pesan dinding tersebut dengan jawaban 'hei', sebuah jawaban yang cukup singkat untuk sebuah pesan dinding. Fira pun membalas pesan tersebut dengan isi 'wah singkat..hahaha. hanya menyapa krn menyapa adalah ibadah... hahaha'. Akmad pun tidak mmbalas lagi pesan dinding tersebut karena tidak tau ingin
membalas apa. Liburanpun dihabisinya dengan terus membuka situs-situs internet.
Libur sekolah pun telah usai. Akmad kembali menjalani aktivitasnya di sekolahnya. Tidak ada hal aneh yang terjadi, dia hanya menjalani rutinitas yang dianggapnya cukup membosankan karena dia merasa ada yang hampa dalam hidupnya.
4 bulan pun berlalu hingga pada suatu sore pada hari sabtu handphonenya berbunyi. Dia melihat kearah handphonenya, ternya itu sebuah SMS yang dikirim dari nomor yang tak dikenal. SMS tersebut berisikan 'hei gerard', gerard adalah panggilan teman-teman Akmad yang ditujukan kepada Akmad. Akmad pun membalas SMS tersebut dengan menjawab 'ni siapa?'. Orang tersebut tidak ingin memberi tau siapa identitas aslinya. Dia hanya memberi clue siapa dirinya yang sebenarnya. Akmad pun menganalisa siapa orang yang mengirim SMS kepada dirinya tersebut. Setelah beberapa waktu berlalu Akmad pun menduga-duga bahwa orang yang mengirim SMS tersebut ialah Fira. Akmad pun mengirim SMS keorang terebut yang berisikan 'aku tau kamu siapa sekarang, kamu pasti Fira'. Orang tersebut pun mengakui bahwa dia adalah Fira. Dari hari tersebutlah kisah ini dimulai.
Hari ke hari terus berlanjut, dan sampailah pada suatu malam.
Disaat Akmad sedang berjalan bersama teman-temannya, Fira berjalan melawati mereka berjarak beberapa meter. Akmad pun ditarik oleh teman-temannya untuk berbicara kepada Fira. Akmad mencoba untuk menahan tarikan dari teman-temannya tersebut, tetapi karena jumlah teman-temannya tersebut lebih banyak maka Akmad tidak dapat menahannya. Pada saat Akmad berdiri dihadapan Fira, Akmad hanya bisa diam karena dia tidak tau apa yang harus dikatakannya. Fira pun hanya bisa tersenyum dan mengatakan 'ada apa ini?'. Akmad pun hanya berkata 'nggak tau juga tu, ni teman-temanku memang kurang kerjaan'. Akmad pun pergi menjauh dan diikuti oleh teman-temannya yang menyatakan kecewa kepada Akmad.
Satu bulanpun telah berlalu, Akmad dan Fira terus berkomunikasi melalui SMS pada setiap minggunya. Rasa suka pun muncul didalam hati si Akmad, dia tidak tau dari mana perasaan itu bisa muncul. Mungkin inlah yang dinamakan cinta, tidak tau darimana munculnya dan mengapa bisa hadir rasa tersebut.
Tibalah pada suatu hari, Akmad mengetahu kapan hari ulang tahun si Fira. Akmad memikirkan apa yang sebaiknya dia berikan kepada Fira. Dia menanyakan hal yang dibenci dan disukai oleh Fira. Dia pun mengetahui bahwa hal yang disukai oleh Fira ialah Coklat dan sesuatu yang berwarna hijau. Akmad memikirkan apa yang sebaiknya diberikan pada Fira yang berunsurkan coklat ataupun warna hijau.
Hari ke hari terus berlanjut, hari ulang tahun Firapun semakin dekat. Tibalah pada H-1, Akmad pun pasrah karena tidak tau apa yang harus diberikan pada Fira. Dan pada sore hari, Akmad sedang latihan untuk pengibaran bendera karena Akmad adalah seorang anggota Paskibra di sekolahnya. Sepulang Akmad latihan, dia melihat Fira sedang duduk sendiri. Dia ingin mendekati Fira dan berbincang sedikit kepada Fira tetapi Akmad meraasa gugup dan tidak sanggup untuk melakukan hal tersebut. Akmad pun hanya lewad dan tidak menoleh sedikitpun kepada Fira.
Tibalah pada hari ulang tahun Fira. Pagi haripun dilewati seperti biasa dengan kegiatan belajar mengajar yang selalu dilakukan sebagai rutinitas disekolah sehari-hari. Tibalah pada jam istirahat, seorang teman Fira yang bernama Dyna sedang merencanakan kejutan yang akan dilakukan untuk Fira. Dyna mengajak Akmad untuk ikut pada kejutan tersebut, Akmad pun tidak menolak kesempatan itu. Bell pun berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar akan dimulai kembali.
Pada saat belajar dikelas, Ira teman sekelas Akmad meberikan dua butir telur kepada Akmad yang digunakan untuk kejutan Fira nanti. Akmad pun menyimpan telur tersebut didalam laci dibawah mejanya. Tibalah pada saat moving class kelasnya Fira akan pinda ke sebelah kelasnya Akmad yaitu ruang ekonomi yang pada saat itu Akmad sedang berada pada ruang bahasa inggris. Akmad memasukkan kedua butir tersebut kedalam tasnya. Di saat Akmad keluar kelas, Akmad ditarik kedepan Fira. Semua orang bersorak 'tembak..tembak..tembak..'. Akmad hanya berdiri terdiam dan Fira langsung berlari ke dalam ruang bahasa inggris yang padahal ruang kelas Fira saat itu ialah ruang ekonomi. Semua orang yang melihat saat itu pun menyatakan kecewa kepada Akmad. Akmad punmengatakan kepada teman-temannya 'mau diapakan lagi, dia saja berlari ke dalam kelas'.
Disaat kelas tersebut telah sampai diruangan, Akmad melihat kondisi dua butir telur yang berada pada tasnya. Ternyata ada satu telur yang pecah, dia mengatakan kepada Ira bahwa telur tersebut pecah. Ira menanyakan 'kenapa bisa pecah sihmad?'. Akmad pun menjawab 'nggak tau juga ra, waktu aku lihat sudah pecah telurnya'. Akmad pun berfikiran yang penting masih ada satu telur yang utuh. Pada saat Akmad meletakkan telur tersebut didalam laci, telur tersebut terjatuh dan pecah dilantai. Akmad pun langsung berkata 'yah, pecah lagi'. Ira melihat kearah Akmad dan mengatakan 'kok bisa pecah lagi sih mad?pokoknya kamu harus membeli telur tersebut lagi nanti sepulang sekolah'. Akmad pun menjawab langsung kata-kata tersebut dengan 'oke, nanti saya akan membelinya sepulang sekolah'.
Sesaat akan pulang sekolah ternyata hujan turun, sepertinya ada tambahan rintangan lagi yang datang. Itu yang ada di dalam pikiran Akmad saat pulang sekolah. Bell pun berbunyi menandakan saatnya pulang sekolah. Akmad langsung berlari menuju luar sekolah untuk membeli telur tersebur. Dengan keadaan hujan-hujanan Akmad pun mendapatkan telur tersebut. Didepan ruang ada Ira, Dyna dan beberapa temannya sedang menunggu Akmad. Akmad pun langsung memberikan telur tersebut. Dyna berbicara kepada si Akmad 'jangan tidak datang nanti'. Akmad pun mengiyakan kata-kata Dyna tersebut.
Akmad memikirkan sesuatu yang dapat dia berikan pada hari itu kepada Fira, yaitu sebuah cinta. Ia ingin memberanikan dirinya untuk menyatakan perasaannya pada saat itu juga. Awalnya dia memikirkan untuk menyatakannya melalui sebuah lagu dan dibantu oleh temannya yang bernama Adi. Tetapi karena hal itu sangat tidak mungkin untuk dilakukan pada hari itu dan hal tersebut membutuhkan latihan terlebih dahulu. Maka Akmad merubah rencana tersebut, dia akan menyatakannya langsung kepada si Fira.
Saat yang ditunggu-tunggupun tiba, jantung Akmad mulai bedetak kencanng saat itu. Fira dibawa dengan mata tertutup oleh teman-temannya menuju ke arah kantin. Tanpa Akmad sadari ternyata banyak teman-teman Akmad yang juga mengikuti dari belakang, hal ini menambah rasa gugup pada diri Akmad. Sesampainya pada beberapa meter didepan kantin, Fira disirami oleh teman-temannya. Tutupan matanya pun dibuka oleh teman-temannya, Akmad telah memegang kue ulang tahun yang akan diberikan kepada Fira. Akmad pun maju mendekati Fira yang sedang terduduk dan basah karena dikerjai oleh teman-temannya. Akmad pun menyatakan perasaannya kepada Fira. Dia mengatakan jika Fira menerima cintanya maka colek krim yang ada pada kue yang dipegang oleh Akmad ke pipinya, sedangkan jika Fira ingin menolaknya jangan lakukan hal tersebut. Akmad pun sedikit merundukkan kepalanya, dan jantungnya saat bedtak kencang pada saat itu. Fira pun mengambil krimnya dan mencolekkannya ke pipi Akmad. Orang-orang yang menontonpun ikut bersorak pada saat itu. Akmad pun berjalan menuju Fira dan mengatakan 'makasih ya, happy birthday'. Hati yang sangat gembira yang sangat dirasakan oleh Akmad pada saat itu. Segerombolan orang itupun bubar sehingga sekolah terlihat sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar